4 Klasifikasi Desa Berdasarkan Perkembangannya, Mata Pencaharian, Jumlah Penduduk, Bentuk Ikatan Masyarakat

4 Klasifikasi Desa Berdasarkan Perkembangannya, Mata Pencaharian, Jumlah Penduduk, Bentuk Ikatan Masyarakat

Apa saja klasifikasi desa berdasarkan tingkat perkembangan masyarakat, mata pencaharian masyarakat, dan bentuk ikatan masyarakatnya?

4 Klasifikasi Desa Berdasarkan Perkembangannya, Mata Pencaharian, Jumlah Penduduk, Bentuk Ikatan Masyarakat


Meskipun sama-sama berupa desa, antara desa yang satu bisa saja berbeda dengan desa yang lainnya. Desa dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat perkembangan masyarakat, mata pencaharian masyarakat, dan bentuk ikatan antarmasyarakat.

Klasifikasi desa berdasarkan perkembangannya

Berdasarkan tingkat perkembangan masyarakat, desa diklasifikasikan menjadi desa swadaya, desa swakarya atau desa transisi, dan desa swasembada atau desa maju. 

Klasifikasi desa berdasarkan perkembangannya


Desa swadaya 

Desa swadaya merupakan desa yang hampir seluruh masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dari hasil kerjanya sendiri sehingga jarang berinteraksi dengan masyarakat luar. 

Desa ini biasanya terletak di daerah terpencil dan belum memiliki sarana prasarana transportasi. Kurangnya interaksi dengan masyarakat luar menyebabkan desa ini sulit berkembang.

Desa swakarya 

Desa swakarya  atau desa transisi merupakan desa yang lebih maju dibandingkan dengan desa swadaya. 

Desa ini telah mampu mengolah dan mengembangkan potensinya dengan menjual hasil produksi ke daerah lain. 

Masyarakat desa ini telah mulai melakukan interaksi dengan masyarakat daerah lain, meskipun dengan intensitas yang masih jarang. 

Masyarakat desa ini telah menyadari betapa pentingnya pendidikan dan keterampilan.

Desa swasembada 

Desa swasembada adalah suatu desa yang paling maju dibandingkan dengan jenis desa yang lain.

Desa ini telah mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal serta dapat menerapkan teknologi baru. 

Masyarakat desa ini telah mampu menjalin interaksi atau kontak dengan masyarakat daerah lain. 

Selain itu, masyarakat juga melakukan tukar menukar barang, melakukan kegiatan jual-beli, dan memengaruhi aktivitas masyarakat yang ada di wilayah lain.

Klasifikasi desa berdasarkan mata pencaharian

Berdasarkan mata pencaharian masyarakat, desa dapat diklasifikasikan menjadi desa persawahan, desa perladangan, desa perkebunan, desa nelayan, desa peternakan, desa kerajinan, desa industri, serta desa jasa dan perdagangan. Klasifikasi desa ini disebutkan sesuai dengan mata pencaharian mayoritas masyarakatnya.

Klasifikasi desa berdasarkan bentuk ikatan masyarakat


Klasifikasi desa berdasarkan bentuk ikatan masyarakat

Berdasarkan bentuk ikatan masyarakat, desa dibedakan menjadi desa dengan ikatan darah (geneologis), ikatan daerah tertentu (teritorial), dan desa dengan ikatan darah sekaligus daerah tertentu. Desa berdasarkan ikatan darah, misalnya desa di Sumatra Utara, masyarakat desa tersebut merupakan satu marga tertentu. Desa berdasarkan ikatan daerah dipengaruhi oleh asal usul penduduk, misalnya suatu desa transmigran yang masyarakatnya berasal dari daerah yang sama. Sementara itu, desa berdasarkan ikatan darah sekaligus daerah, misalnya desa yang masyarakatnya berasal dari daerah yang sama sekaligus memiliki hubungan keluarga.

Klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduk

Berdasarkan bentuk ikatan masyarakat, desa dibedakan menjadi desa terkecil, desa kecil, desa sedang, desa besar, dan desa terbesar.

Desa Terkecil

Desa yang hanya ditinggali oleh puluhan atau ratusan kepala keluarga serta hanya memiliki ratusan jumlah penduduk dimasukkan dalam klasifikasi desa terkecil. Desa terkecil adalah desa yang hanya memiliki jumlah penduduk kurang dari 800 jiwa.

Jumlah penduduk yang sedikit ini bisa terjadi karena penduduknya yang pindah ke desa lain atau memang luas tanah desa yang sempit. Di Indonesia, desa terkecil terdapat di kecamatan Sidayu Gresik Jawa Timur. Desa tersebut bernama desa Kauman, ditempati kurang dari 800 jiwa dengan luas desa yang hanya 4,06 ha.

Desa Kecil

Desa kecil memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk desa terkecil. Desa yang termasuk klasifikasi ini biasanya ditinggali sekitar 800 – 1.600 orang atau mencapai ribuan kepala keluarga. Desa ini tentu memiliki sumber daya manusia yang lebih cukup sehingga perkembanganya akan lebih mudah daripada desa terkecil.

Desa Sedang

Jumlah penduduk yang menempati desa sedang biasanya sekitar 1.600 – 2.400 jiwa. Jumlah penduduk yang banyak bukan berarti desa memiliki lahan yang luas. Bisa jadi pertumbuhan penduduk di desa tersebut cukup cepat sehingga jumlah orang yang bertempat tinggal disana juga cepat bertambah dan membuat desa cukup padat penduduk.

Desa Besar

Desa yang berpenduduk banyak digolongkan dalam klasifikasi desa besar. Biasanya desa ini berada tidak terlalu jauh dari kota, dan memiliki jumlah penduduk antara 2.400 – 3200 jiwa. Biasanya di desa besar sudah cukup sulit untuk menemukan lahan untuk tempat tinggal karena banyaknya lahan yang sudah ditempati.

Desa Terbesar

Desa dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dianggap sebagai desa terbesar. Jumlah penduduknya mencapai lebih dari 3.200 jiwa. Desa ini bisa dikatakan desa yang padat penduduk dan biasanya letak desa dekat dengan kota. perkembangan ekonomi dan ketersediaan lahan juga hampir serupa dengan daerah kota.

Sedangkan , Klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduk menurut Kolb dan Brunner dalam bukunya yang berjudul A Study of Rural Society yang pernah ada di Amerika Serikat ada 3 golongan, yaitu :

  1. Desa kecil (small village), desa dengan jumlah penduduk antara 250 – 1.000 orang
  2. Desa sedang (medium village), desa yang memiliki penduduk sejumlah 1.000 – 1.750 orang
  3. Desa besar (large village), desa yang jumlah penduduknya mencapai 1.750 – 2.000 orang

Itulah pembagian klasifikasi desa berdasarkan jumlah penduduk yang menempati sebuah desa. Jumlah penduduk akan lebih baik jika diseimbangkan dengan tingkatan perkembangan desa.