Kisah Panglima GAM Ishak Daud Mengendarai Speed Boat Menjemput Apa Karya Pulang dari Thailand

Kisah Panglima GAM Ishak Daud Menjemput Apa Karya Pulang dari Thailand

Minggu (8/9/2019) hari ini, genap 15 tahun meninggalnya Panglima GAM wilayah Peureulak, Ishak Daud.

Sejarah perjuangannya diakui para eks GAM tercatat dengan tintas emas bersama para tokoh perjuangan GAM lainnya, termasuk Abdullah Syafi’i.

Sosok Ishak Daud ternyata menyimpan sejuta kenangan bagi para eks GAM lainnya. Terlebih bagi para pengikutnya yang menghirup udara perdamaian pada 2005 silam.

Zakaria Saman alias Apa Karya, salah satu elite GAM yang punya kisah tak terlupakan dengan almarhum Ishak Daud.

Kepada Serambinews.com, Apa Karya menuturkan, suatu hari di pertengahan tahun 2002, dirinya pernah dijemput oleh Ishak Daud di perairan Idi, Aceh Timur.

Saat itu, Apa Karya, baru saja pulang ke Aceh setelah sekian tahun berada di luar negeri bersama para petinggi GAM.

Menteri pertahanan GAM ini, pulang dari Thailand.

“Dari Thailand saya naik tumpangan, lalu di tengah laut saya dijemput oleh orang-orangnya Ishak. Kemudian, karena kapal itu tidak bisa merapat ke daratan, akhirnya saya dijemput oleh Ishak dengan speed boat,” kata Apa Karya.

Moment itu hingga kini belum luntur di ingatan Apa.

“Dari boat loen luncat aju ateuh speed boatnya, ban loen kalon chit ka si Iseuhak nyang mee, bude sikrak jih sajan. (Dari boat saya loncat ke speed boat, begitu saya lihat ternyata Ishak Daud yang mengendarainya, seleras senjata di badannya),” kata Apa.

Kepulangan Apa Karya memang sudah dikabarkan kepada Ishak Daud. Apa Karya juga meminta Ishak untuk menjemputnya di tengah laut.

Dari perairan Idi itu, Apa dibawa oleh Ishak Daud dengan speed boat ke daratan.

“Saya dibawa ke kampung, nggak ada yang tahu kecuali beberapa anak buahnya,” kenang Apa Karya.

Apa mengaku berada kurang lebih satu bulan di salah satu desa di Aceh Timur saat itu.

“Misi saya memang pulang ke Aceh, karena perintah Wali, selain saya juga ingat sekali dengan kampung. Saya harus memperkuat di Aceh, dan saya harus pulang ke Pidie,” kata Apa.

Setelah mengatur berbagai strategi, akhirnya Ishak Daud memutuskan untuk membawa pulang Apa Karya ke Pidie.

Karena jalan Banda Aceh-Medan saat itu sering razia aparat, akhirnya Ishak Daud memutuskan untuk mengantar Apa Karya melalui jalur laut.

Apa Karya kembali diantar dengan speed boat, namun kali ini bukan Ishak Daud yang mengendarainya.

“Ada anak buahnya, saya diantara menyusuri pantai timur hingga ke kawasan Trienggadeng. Dari Trienggadeng baru saya menyusup pulang dari gunung ke kawasan Tiro hingga ke Keumala,” kenang Apa Karya.

Untuk itu, Apa Karya mengaku sangat mengingat sosok Ishak Daud. Menurutnya, almarhum Ishak Daud adalah orang yang sangat disiplin dan rajin.

“Jih ureng meunyoe dipeugah A hanjeut meutuka, meunan aju dipeubuet,” katanya.

Menurut Apa Karya, Ishak Daud adalah salah satu generasi setelahnya yang juga menempa latihan militer GAM di kamp Tajura, Libya. (Sumber: Serambinews.com)